Sejarah Audit Teknologi Informasi

Pembuatan standar untuk audit dipicu oleh permasalahan dimana kontrol terhadap proses audit yang sangat minim. Masalah tersebut menimpa perusahaan bernama "Equity Funding Corporation of America" (EFCA) yang melakukan pemalsuan dalam laporan keuangannya. Perusahaan tersebut akhirnya bangkrut pada tahun 1973 dengan kerugian sekitar 200 juta dollar Amerika. Pemalsuan dilakukan dengan bantuan komputer dimana pencatatan yang dilakukan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya mulai dari polis asuransi, aset perusahaan, piutang, hingga surat berharga. Karena komputer telah membantu melakukan manipulasi data untuk menutupi pemalsuan yang terjadi, pihak akuntasi merasa bahwa teknik manual konvensional tidak lagi memadai untuk proses audit yang melibatkan aplikasi komputer.

Untuk menanggapi peristiwa yang terjadi pada EFCA, American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) menunjuk komite khusus pada tahun 1973 untuk mempelajari apakah standar audit pada saat itu masih memadai. Komite tersebut diminta untuk mengevaluasi prosedur khusus dan standar umum untuk disepakati. Pembahasan kembali mengenai standar audit yang berlaku dimulai sejak tahun 1974, saat AICPA mengeluarkan standar pertama untuk audit yang mencakup area tersebut.

Pada tahun 2002, skandal Enron-Arthur Andersen di Amerika Serikat muncul dengan kasus serupa yaitu manipulasi laporan keuangan. Skandal tersebut mendorong pemerintah menerbitkan Sarbanes – Oxley Act pada tahun 2002 untuk melindungi para investor. Melalui kejadian tersebut, para auditor diharapkan untuk lebih mempertajam peran dalam pemeriksaan, ketaatan, mengelola resiko, mengembangkan operasi bisnis, dan setiap perusahaan diwajibkan untuk memiliki fungsi audit internal.

Sumber:
F. Gallegos, S. Senft, D. P. Manson and C. Gonzales, EDP Auditing-Conceptual Foundations and Practice, United States of America: Auerbach Publication, 2004.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arsitektur Audit Basis Data

Membaca SQL Server Transaction Log